ROWLING: FROM ZERO TO HERO




Judul : Kisah Sukses J. K. Rowling Di Balik Penulisan Harry Potter
Penulis : Indra Ismawan
Penerbit : Gagas Media

diulas oleh Indah Anggita

J.K Rowling adalah seorang penulis terkenal yang berasal dari Inggris. Kesuksesannya serta keterkenalannya tak lain adalah karena buku Harry Potter yang laku terjual di pasar sebanyak lebih dari 200 juta eksemplar dan telah terjual di 200 negara, serta diterjemahkan ke dalam 55 bahasa. Selain itu, keberhasilan filmnya pun yang merupakan adaptasi dari novel Harry Potter telah meraup banyak keuntungan serta memecahkan rekor box office. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi kesuksesan J.K Rowling dapat meraup banyak keuntungan materi, baik bagi dirinya maupun bagi orang di sekitrnya.

J. K Rowling merupakan nama pena dari Joanne Kathleen Rowling. Dia seorang wanita lulusan Exeter University dan mempunyai kemampuan berbahasa Perancis secara lancar. Sejak kecil dia mempunyai keinginan untuk menjadi seorang penulis. Akan tetapi, orangtuanya menuntut dia untuk menjadi seorang dwibahasa. Itulah sebabnya dia masuk ke Exeter University. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Rowling telah menjalani beberapa macam pekerjaan, salah satunya sebagai Sekretaris. Akan tetapi, pekerjaan sebgaai sekretaris membuatnya cepat merasa bosan karena tidak bebas. Maka, dia pun sering mengalami berbagai pemecatan. Namun, pemecatan tersebut bukanlah sesuatu yang buruk, karena baginya, pemecatan merupakan jalan menuju kebebasan, yakni kebebasan untuk menyalurkan energi kreatifnya.

Selain sebagai sekretaris, Rowling juga pernah merintis karier di NGO (Non-Government Organization) selama dua tahun meneliti masalah kekerasan terhadap hak asazi manusia bagi Amnesti Internasional. Selain itu, Rowling juga pernah bekerja di Manchester Chamber of Commerce, sehingga menuntuntnya untuk melakukan perjalanan yang melelahkan dengan transportasi darat dari London ke Manchester. Idenya membuat novel Harry Potter terjadi karena suatu ketika kereta yang dinaikinya terhenti karena kerusakan mekanis, sehingga dia harus menunggu lama untuk perbaikan mekanis kereta. Sambil menunggu, Rowling melihat pemandangan sapi-sapi yang sedang merumput. Maka, seketika itulah, Rowling mempunyai ide untuk membuat cerita Harry Potter dan sekolah sihir. Namun, upaya mewujudkan ide tesebut bukanlah hal yang mudah. Rowling harus mengalami pasang-surut dalam hidupnya.
Setahun setelah kematian Ibunya, tahun 1990, Rowling pindah ke Oporto, Portugal. Dia menerima pekerjaan sebagai guru Bahasa Inggris. Rowling pun mendapatkan seorang suami bernama Jorge Arantes yang bekerja sebagai wartawan di salah satu stasiun televisi terkenal di Portugal. Tahun 1993, Rowling melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Jessica. Beberapa minggu setelah melahirkan, Rowling harus rela bercerai dengan suaminya karena ketidakstabilan hubungan komunikasi di antara keduanya. Rowling pun pulang kembali ke London dan dia hidup dalam keadaan miskin karena menempati sebuah flat yang kumuh. Rowling pun tidak pernah menyerah untuk melanjutkan idenya menulis Harry Potter. Dia pun mendapatkan bantuan biaya dari Dewan Seni Skotlandia untuk membantu penulisan novelnya. Setelah sempat ditolak oleh beberapa penerbit buku, Rowling pun tidak pernah putus semangat, hingga akhirnya agen penerbit Chistopher Little mau membantunya. Tahun 1995 merupakan titik balik bagi seorang Rowling. Novel Harry Potter menjadi novel Best Seller di seluruh dunia, bahkan hingga kini (tahun 2000-an) Rowling pun tidak lagi hidup di garis kemiskinan karena kini dia telah menjadi idola di dunia. Tahun 2001, novel Harry Potter and the chamber of secrets diadaptasi menjadi sebuah film dan film tersebut menjadi film yang sangat laris di dunia. Tahun-tahun selanjutnya, sekuel novel Harry Potter jilid selanjutnya juga di-film-kan.

Karakter tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian dalam novel Harry Potter sebagian besar merupakan karakter Rowling sendiri dan atas apa yang pernah ia alami. Oleh karena itu, segala hal yang terjadi pada diri tokoh-tokoh Harry Potter merupakan gambaran singkat kehidupan Rowling. Misalnya tokoh Hermione Grager merupakan adaptasi dari diri Rowling ketika Rowling berumur belasan. Sementara itu, karakter Harry Potter yang tidak tahu dari mana asalnya atau keluarganya, merupakan cerminan secara singkat kehidupan Rowling. Kerja keras Rowling untuk terlepas dari kemiskinan bukanlah hal mudah. Rowling membuktikan bahwa mewujudkan suatu mimpi bukanlah dengan cara tidur, melainkan bangun dan hadapi dunia. (IAR)

0 komentar:

Posting Komentar