LIFE AND LOVE ARE PAIN??

Rabu, 26 Mei 2010

Malam ini saya benar-benar tak berminat pada apapun. Padahal saya masih punya tanggungan 2 makalah UAS yang besok harus dikumpulkan. Jangankan menulis pendahuluan, menulis satu huruf pun belum saya lakukan. Malam ini saya hanya mau menangis sejadi-jadinya.

Saya selalu percaya pada apa yang menjadi pilihan saya. saya syukuri apapun yang terjadi dalam hidup saya, meskipun kerap kali hal itu membuat saya lumpuh, tapi saya tetap bersyukur. Pilihan apapun yang saya ambil, saya harus siap dengan segala resikonya. Pada tittik inilah resiko-resiko saya terima secara ikhlas, meskipun kata ikhlas itu sendiri hanya sampai di mulut, belum menyentuh hati sepenuhnya. Namun saya yakin proses pengikhlasan itu bisa sampai kesempurnaan yang sedemikian rupa nantinya.

Barangkali saya banyak menipu diri sendiri. ketika saya mengambil suatu pilihan, tentu saja saya sudah memikirkan masak-masak resiko yang saya tanggung di kemudian hari. Namun, saya kerap memaksakan pilihan saya tersebut, meskipun saya tahu resiko besar akan menghadang saya suatu saat nanti. Mungkin hal ini tidak terlepas dari karakter diri saya yang menyukai tantangan. Kini, setelah resiko itu datang, saya jadi merasa salah jalan. Saya hilang arah dan tidak mengerti bagaimana cara pulang.

Rupanya saya tidak seberuntung Hansel dan Gratel dalam menemukan jalan pulang, sebab saya tidak meninggalkan remah-remah roti di jalan yang saya lalui. Kali ini saya sudah berkubang dengan kejenuhan, kesakitan yang bertubi-tubi. Akan tetapi sekarang bukan saatnya saya meratapi mengapa saya tidak membawa roti dan meninggalkan remah-remahnya di jalan. Namun saya harus melewati jalan ini sebaik-baiknya walau dengan luka lebam di sekujur tubuh saya.

Jalani saja sebaik-baiknya hingga garis akhir dan jangan pernah berfikir apalagi berharap untuk disambut oleh kalung bunga dan mahkota indah ketika di garis finish. Karena ketika hal itu tidak terjadi, saya akan sangat menyesal dan bertambah sakit. Mulai saat ini tidak ada lagi kotak Pandora yang menyisakan harapan. Kini hanya ada aku, saya, dan diri sendiri.

I am who I am

I’m indah anggita

Sign out..